MEDAN – Dukungan moral terhadap sosok Hasyim SE terus mengalir dari berbagai elemen masyarakat. Kali ini, giliran Aliansi Rakyat Medan Bersatu (ARMED-10) — gabungan dari sepuluh organisasi masyarakat di Kota Medan — yang secara terbuka menyatakan sikap mendukung Hasyim SE sebagai figur pemersatu dan simbol keharmonisan di tengah dinamika politik Sumatera Utara.
ARMED-10 yang terdiri dari:
1. Forum Rakyat Anak Medan Bersatu (FORMES-1) – Ketua: Akbar Ali
2. Laskar Juang Pemuda Merah Putih Kota Medan (LJ-PMP) – Ketua: Bana Sitorus
3. Forum Komunitas Medan Satu (FKM-1) – Sekretaris Umum: Morademan M.G
4. Forum Nasional Cinta Tanah Air (FONACI) – Ketua: Adris Almadani BB
5. Komunitas Milenial Medan Bersahabat (KMMB) – Koordinator: Afrianda Pane
6. Koalisi Pemuda Medan Bersatu (KOPA-MU) – Ketua Harian: Araneli Hasibuan
7. Aliansi Relawan Sosial Sumut (ARSIS) – Koordinator Pusat: Solichano A. Sip
8. Jaringan Aktivis Demokrasi Medan (JADEM) – Koordinator Daerah: Maros Al Laysi
9. Kesatuan Aksi Masyarakat Mandiri Nusantara (KM2-NUSA) – Ketua: Omar Nayyir
10. Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Cinta Indonesia (GEMA-CI) – Pimpinan Korda: Jugo Haris
menegaskan bahwa kehadiran Hasyim SE di panggung politik Kota Medan bukan sekadar sebagai politisi, melainkan sebagai tokoh pemersatu yang menjaga harmoni di tengah keberagaman masyarakat.
“Medan ini butuh figur yang merangkul, bukan memisahkan. Dan itu ada pada sosok Hasyim SE,” ujar Afrianda Pane, Koordinator Komunitas Milenial Medan Bersahabat (KMMB) sekaligus inisiator ARMED-10, usai pertemuan aliansi di Medan, Kamis (9/10).
Menurut ARMED-10, kiprah politik Hasyim SE menunjukkan kedewasaan berpikir dan konsistensi dalam membangun iklim politik yang sehat dan solutif. Hasyim dikenal sebagai tokoh yang terbuka terhadap kritik, menghargai perbedaan, dan menolak keras politik identitas.
“Hasyim bukan hanya Anggota DPRD Medan tiga periode, tapi juga pemimpin yang menenangkan suasana dan menghindarkan pertentangan antar kelompok. Ia tahu kapan berbicara, kapan mendengar, dan kapan bertindak,” ujar Akbar Ali, Ketua FORMES-1.
Rekam jejak Hasyim SE di dunia politik memang panjang dan teruji. Ia telah menjabat sebagai Anggota DPRD Kota Medan selama tiga periode (2009–2024), kemudian dipercaya sebagai Ketua DPRD Medan periode 2019–2024, dan kini melanjutkan pengabdiannya di DPRD Provinsi Sumatera Utara periode 2024–2029.
Di bawah kepemimpinannya, PDIP Kota Medan tetap tampil solid dan berhasil mempertahankan posisi sebagai partai pemenang, sekaligus kembali memperoleh kursi Ketua DPRD Kota Medan periode 2024–2029. Bagi ARMED-10, capaian ini adalah bukti nyata kepemimpinan yang konsisten dan berorientasi pada hasil.
“Kita harus berhenti memakai isu agama atau suku untuk kepentingan politik sesaat. Justru karena beragam, Medan ini kuat. Dan Hasyim SE adalah sosok yang memahami makna keberagaman itu,” tegas Solichano A. Sip, Koordinator Pusat ARSIS.
ARMED-10 juga menilai, prinsip kepemimpinan Hasyim sejalan dengan nilai-nilai yang pernah disampaikan oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur):
“Tidak penting apa agamamu atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak akan pernah bertanya apa agama dan sukumu.”
Prinsip itu, menurut mereka, menjadi cerminan dari cara Hasyim berpolitik, merangkul semua golongan, mengedepankan kemanusiaan, dan menjaga keseimbangan dalam perbedaan.
Sebagai bentuk konkrit dukungan, ARMED-10 berencana melakukan aksi damai di jalanan Kota Medan untuk menyerukan pesan persatuan dan menolak segala bentuk provokasi berbasis SARA yang berpotensi memecah belah masyarakat.
“Kami berdiri bukan karena kepentingan politik sempit, tetapi karena kami percaya Hasyim SE adalah pemimpin pemersatu bagi seluruh warga Medan,” tutup Afrianda Pane mewakili ARMED-10. (Red)